Materi IPS ( Zaman Praaksara )
Zaman Praaksara di Indonesia - Jenis dan Peninggalannya
Zaman praaksara atau zaman prasejarah adalah zaman di mana manusia belum mengenal istilah tulisan. Untuk lebih detailnya, Anda perlu tahu prasejarah menurut para ahli dan pengertian prasejarah dan praaksara . Selain itu disebut juga dengan zaman nirleka. Nama zaman praaksara yang dimaksudkan untuk menggantikan istilah zaman prasejarah. Istilah zaman prasejarah dirasa kurang cocok, karena manusia pada saat ini sudah punya sejarah dan budaya sendiri karena belum mengenal tulisan Setiap wilayah memiliki zaman praaksara yang berbeda dengan wilayah yang lain. Zaman praaksara di Indonesia perlu merupakan salah satu pembabakan prasejarah . Berikut kita akan membahas zaman praaksara di Indonesia.
Waktu Dimulainya Zaman Praaksara
Sains masih belum dapat membuktikan kapanpun zaman praaksara secara tepat. Tapi yang jelas masa depan ini mulai kompilasi manusia purba mulai ada di Bumi. Tepatnya berada 65 juta tahun yang lalu kompilasi bumi pada zaman kainozoikum atau neozoikum. Neozoikum ada dua jenis yaitu zaman tersier atau zaman ketiga dan zaman kuarter atau zaman keempat. Di zaman tersier inilah binatang raksasa mulai punah atau berkurang. Hewan peliharaan seperti monyet. Di zaman kuarter jugalah ada tanda-tanda kehidupan manusia purba. Zama kuarter juga dibagi lagi menjadi dua zaman. Yang pertama disebut zaman Pleistosen yang dianggap sebagai zaman evolusi manusia purba generasi awal. Yang kedua disebut dengan masa halosen yang ditandai sebagai perpindahan Homo sapies sebagai nenek moyang manusia modern.
Manusia Purba di Indonesia
Zaman praakasara di Indonesia memiliki beberapa jenis manusia purba. Cukup banyak fosil manusia purba yang ditemukan di berbagai wilayah di Indonesia. Berikut akan kita bahas fosil prasejarah secara singkat.
1. Pithecanthropus Erectus
Secara bahasa, Pithecanthropus Erectus berarti manusia kera yang berjalan tegak. Tingginya tidak jauh berbeda dengan manusia zaman sekarang yaitu sekitar 160 hingga 180 sentimeter. Eugene Duboislah yang menemukan sisa-sisa fosil Pithecanthropus Erectus di Bengawan Solo atau lebih dibahas di Trinil.
2. Meganthropus Paleojavanicus
Manusia purba ini adalah manusia purba yang paling tua di Jawa. Ukuran fisik yang besar. Berahang besar, keningnya menonjol dan tulangnya juga tebal. Hidup kira-kira dua juta tahun yang lalu. Fosil dari Meganthropus ditemukan di Sangiran pada tahun 1936 dan 1941 oleh Dr. Von Koenigswald. Untuk lebih detailnya, bisa dilihat fosil manusia purba ini di museum purbakala Sangiran.
3. Homo
Dibandingkan dengan Meganthropus Paleojavanicus dan Pithecanthropus Erectus, jenis Homo ini bisa dibilang lebih sempurna. Mungkin ada tiga jenis Homo yang sudah ditemukan di Indonesia. Pertama, Homo Wajakensis ditemukan pada tahun 1889 di Wajak oleh Van Reitschoten. Tingginya mulai 130 hingga 210 sentimeter dan memiliki tengkorak bulat. Peralatan mereka terbuat dari kayu, tulang dan batu. Kedua yaitu Homo Soloensis yang ditemukan oleh Ir. Oppenorth di Ngandong, Solo. Tingginya putaran 180 cm dengan tengkorak lebih besar dari Pithecanthropus Erectus. Sama seperti Pithecanthropus, Homo Soloensis bisa berjalan tegak. Ketiga adalah Homo Sapiens yang ciri fisik dan kecerdasannya tidak berbeda jauh dengan manusia sekarang.
Berbagai Jenis Alat Bantu Sehari-hari
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia purba di zaman praaksara menggunakan alat bantu. Tidak berbeda jauh dengan kita sekarang. Cuma alat-alat mereka lebih primitif. Cukup banyak alat bantu kehidupan yang ditemukan di zaman praaksara di Indonesia. Berikut akan kita bahas salah satu corak ornamen prasejarah dan penemuan prasejarah berdasarkan arkeologi secara singkat.
- Kapak Perimbas
Kapak bertangkai ini digunakan untuk menguliti hewan, memecah tulang hewan buruan dan memotong kayu. Terbuat dari kapak perimbas dan cara menggunakan dengan genggaman. Kapak ini ditemukan oleh Pithecanthropus Erectus dan ada di zaman paleolithikum atau zaman batu tua.
- Kapak Genggam
Bentuk kapakenggam mirip dengan kapak perimbas tetapi ukurannya lebih kecil. Fungsinya tidak berbeda jauh dengan kapak perimbas. Selain itu juga bisa membelah kayu dan bisa mempermudah beberapa jenis tanaman umbi-umbian.
- Kapak Pendek
Kapak pendek merupakan alat bantu zaman praaksara di Indonesia. Bentuknya setengah lingkaran dan sisinya bulat. Digunakan untuk memotong beberapa objek dan khusus untuk memotong daging.
- Kapak Sumatra
Kapak Sumatra atau sering disebut oleh ilmuwan barat dengan kapak sumatralith adalah kapakubung yang berbahan batu kali. Batu kali ini bisa dibelah atau dipecah. Kemudian sisi luarnya yang halus tidak bisa diolah dan sisi yang dipasang saja yang dikerjakan. Benda ini ditemukan di kjokkenmoddinger atau pantai Sumatera Timur. Tepatnya di antara Medan dan Aceh.
- Kapak Lonjong
Seperti namanya, kapak lonjong ini berbentuk lonjong. Dibuat dari batu sungai Ukurannya beraneka ragam mulai dari kecil hingga besar. Kapak ini berasal dari daratan Asia hingga ke Indonesia Timur. Di Asia Tenggara, kapak lonjong ini ditemukan Minahasa, Serawak dan Papua.
- Pipisan dan Landasan
Pipisan dan landasan digunakan oleh manusia zaman praaksara untuk melintasi benda-benda kecil. Landasan berbentuk halus dan datar. Contoh benda yang dihancurkan adalah biji-bijian dan kucing merah. Cat merah ini nanti digunakan untuk upacara keagamaan, ilmu sihir dan ritual.
Berbagai Jenis Peninggalan Keagamaan
1. Menhir
Menhir adalah alat zaman praaksara berbentuk tugu atau tiang. Terbuat dari batu yang berdiri di atas tanah. Tugu ini berguna untuk melakukan pemujaan ke arwah nenek moyang. Cukup banyak menhir yang ditemukan yaitu di Ngada, Bengkulu, Rembang, Palembang, Gunung Kidul, Sungai Taang dan banyak daerah lain.
2. Nekara
Nekara adalah alat zaman praaksara berbentuk gendang. Bentuk seperti dandang yang berpingging di bagian tengah dan memiliki selaput suara dari bahan perunggu atau logam. Benda ini dianggap suci karena digunakan di berbagai acara keagamaan seperti ritual, mas kawin dan lain-lain. Dapat ditemukan di Bali, Selayar, Nusa Tenggara, Irian dan Maluku.
3. Dolmen
Dolmen adalah peninggalan zaman praaksara di Indonesia. Fungsi Dolmen tidak berbeda jauh dengan menhir. Yaitu berguna untuk acara pemujaan arwah nenek moyang. Bentuknya seperti kelelawar yang disiapkan seperti meja. Dolmen banyak ditemukan di daerah Jawa Timur.
4. Sarkofagus
Sarkofagus merupakan alat zaman praaksara berbentuk peti mati. Sesuai bentuknya, sarkofagus digunakan untuk menyimpan jenazah. Terbuat dari batu dan ada penutup di bagian atas. Cukup banyak penemuan sarkofagus di Bali.
Komentar
Posting Komentar